14 Agustus 2019

[Pesan Kepada Maba, Sebuah Curcol Mahasiswa yang Pengen Cepet Lulus Karena Kampusnya Sudah Sakit]


pesan ini gua sengaja buat bernada bijak, agar elu pade angkatan 2019 tidak takut kepada senior, penindasan, hal lain sejenis, ataupun bisa melihat segala sesuatu dari banyak perspektif. harapannya lu gk hanya jadi orang sok tau, atau tidak menau apapun, atau juga jadi orang yang tertekan.


kampus tak seperti yang lu harapin, karena imaji soal kampus yang lu tonton di televisi, atau instagram lu hanya menampakkan citra doang, nih ya, di kampus elu akan menghadapi realita-realita yang kadang lu gk suka, kadang juga elu syok ama kondisinya, atau kadang lu dibuat bingung ama kejadiannya. so, lu harus banyak belajar, tak hanya di kelas, juga harus di luar kelas, gk harus ikut organisasi, via non organ juga bisa, everything. selagi lu emang mau belajar dan berlandaskan kebaikan moral.


di awal lu akan dihadapkan dengan ospek, selama 4 tahun gua kuliah, osepk ya begitu aja, formalitas, pencitraan panitia dan senior di BEM dan DPM, atau tempat cari panggung buat mereka yang november ceria nanti mau naik jabatan, atau nyalon. ospek hanya membuat lu jadi orang bodoh, pembodohan banyak dilakukan, perpeloncoan, hal yang gak penting bin gak bermanfaat, semua ada disana. rabraw lu gk ikut juga gpp, gk pernah tuh gua denger orang yg gk ikut rabraw gk bisa kuliab lagi atau apalah, karena emang gk penting, ngabisin duit dan ya lu tau, gak ada pengaruhnya ke kehidupan kampus lo, disisi lain rabraw tempat HMI, PMII, GMNI dan KAMMI nya dengan kaderisasi lewat acara kerohaniannya. ada lagi ospek fakultas, lu gk ikut juga bakal ada pengulangan, ada juga lu cukup bayar 100 ribu, entar ikut workshop sambil bikin PKM yang byk orang buatnya pas workshop fiktif, di angkatan 2017-2018 aja masih ada kok, di ospek fakultas lu akan dibuat lebih bodoh lagi, dan disana hampir sama kayak robot mesin, kasus berbeda cuma tergantung "Organ" apa yang megang disana. ada juga ospek jurusan/prodi yang sama aja tiap tahun, dan lo cerna sendiri deh bakal kayak apa.


gk ikut adalah hak lo, karena dasar paling penting lo masuk kampus adalah lo belajar di jurusan yang lo pilih, dan lo bayar buat itu! kalau panitia bilang: hargai kerja keras kami, lo tinggal jawab: kan kakak yang mendaftar untuk acara ini, berarti kakak tau dong konsekuensinya, dalam artian ketika lo daftar panitia ospek, lo bertanggung jawab atas segala konsekuensinya, walaupun maba lo gk hadir, tanpa ada pemaksaan baik secara halus atau kasar, ataupun dengan iming-iming serta ancaman! karena lo gk bayar mereka untuk ngajarin lo sopan santun, disiplin, atau apalah, dan mereka gak berhak atas itu. lo akan belajar itu di perkuliahan, mulai dari masuk kelas, bercengkrama dengan dosen dan kawan atau senior lo, atau di organisasi. and that's enough. panitia, bem dan dpm harus paham soal itu, karena lo gak ada otoritas yang mewajibkan elo semua buat ngelakuin hal tersebut, stop it, stop pembodohan dan perpeloncoan dengan dalil apapun! kalau mereka gk paham, lp cukup bentak balik mereka, ajarin mereka, atau seangkatab 2019 kalo gk ikut atau gerak ngelawan juga gpp, yakali kan lo semua, minimal 100 orang di DO, kan kampus lo butuh duit, dan hak lo juga dilindungi UU kok dengan lo bayar kuliah. Toh ada buku pengenalan kampus yang bisa dibaca, kalau alasanya biar ngenal kampus, mengenal kampus gk bisa dengan ospek saja, itumah formalitas.


kedua soal organisasi, di kampus ada yang namanya BEM, DPM, HMJ, dan sejenis yang diperebutkan jabatan ketua/presiden di november ceria lewat politik kampus, ada yang dari OMEK, AO, Independen (tapi jarang dari ini, karena kadang gak ada massa nya). mereka-mereka ini dapat duit dari kemahasiswaan, yang notabene itu potongan UKT lo semua yang nanti persennya dibagi buat mereka, dan dipake mereka. artinya mereka harus patuh ama lo, gk gitu juga sih, gini-gini, artinya kegiatan/proker mereka harus bermanfaat dan sampe/dibutuhkan oleh segala jenis golongan, bukan hanya golongan yang megang jabatan doang, apalagi kabinetnya sampe dijabat sama satu golongan/koalisinya doang. ada lagi organisasi kepeminatan, ini banyak ya lo cari aja minat lo apa, tinggal gabung, tapi jarang juga, organ ini tak dipegang sama AO atau Omek, misal LDK (lembaga dakwah Kampus) sering dipeganga ama omek KAMMI, atau event organizer, sering di pegang sama AO (anti omek, tapi gua manggilnya anti otak, karena jarang mikir). ada juga organisasi lain diluar kampus, tinggal lo cari, cari latar belakangnya, cari referensi patron client/politiknya, dll. ketiga soal OMEK dan AO, OMEK ini udah lama adanya, sejak 47an, ada HMI, GMKI, PMKRI, GMNI, PMII, IMM, KAMMI, dan omek alternatif lain (kalo ini tiap kampus beda, lo tinggal cari, omek alternatif di UM, kalau yg bersih sih ada) ya lo baca aja deh referensi sejarah, pro kontranya. Omek itu di kampus suka sok bijak, sok ngatas namain rakyat, sok pro mahasiswa, tapi paling sering mereka main politik kampus, rebutan jabatan, kaderisasi, dll. Bahkan dosen-dosen, pejabat birokrat, atau politisi negeri kita ada yang dari omek kok, yang lu harus lihat adalah kontribusi omeknya, kalau omeknya gak bermanfaat gk usah ikut, apalagi cuma sekedar menunjukkan eksistensi doang, dengan cara apapun. omek ini tidak kurang dan tidak lebih hanya parpol di tingkat kampus. ada lagi lawannya AO, namanya banyak, kalo di FE namanya apa gitu aku lupa atau gak salah PMP (partai mahasiswa pinggiran, kalau di gua namanya partai mahasiswa PK LIGA ( Pengurus Komisariat), karena sering tibakan, ngopii sampai larut malam, dan isinya anak anak unik dan ngangenin kadang juga brengsek kin), kalau di fakultas lain ya beda lagi. dulu di 60an dia terbentuk karena muak akan politik kampus sama pragmatisme politik omek sama parpol, tp sekarang jenisnya ya beda, hobinya main politik kampus, mabuk, main di club, hedon, isinya kebanyakan jabodetabek-bandung yang itu mayoritas mahasiswa FE karena secara golongan keluarga mereka mungkin menegah keatas makanya mereka memiliki ambil jurusan di Fakultas Ekonomi, kadang ada yang make ini buat "ngewe", serius nih gua, ya jatuhnya sama aja, omek juga, cuma gak mau disebut omek, karena kebanyakan isinya anak sakit hati, buangan omek, atau yg ikut-ikut doang. apalagi nanti nih pas ospek, mereka akan rebutan kader di gerbang veteran, gerbang Ambarawa maupun poll surabaya atau jalan semarang, untuk ngasih selebaran dengan atribut mereka, merah, putih, ijo item, kuning, biru, item (ao nih kalo item), ya ambil aja, abis itu buang ke tong sampah, saran gua jangan kasih nomor hp lo entar di telponin suruh masuk ke mereka, jangan mau dianterin mereka, diajak ngapain juga, apalagi diajak ke batu, sholat di mesjid tertentu, atau makan pancong, karena lu akan di kader, selebihnya terserah elu sih ya, gua udh kasih tau.

intinya Omek sama AO tu sama aja, buktinya di gambar/foto lu liat aja. Omek antar fakultas sama omeknya aja masih sikut-sikutan, apalagi beda.


terakhir, OMEK, AO, BEM, DPM, HMJ itu jarang yang progresif, bahas isu-isu penting, isu-isu soal yang didiskriminasi/ditindas, isu-isu marjinal, atau isu kemaslahatan umat. karena isu akan disesuakan sama bayaran, alumnis, senior, organisasi dan jabatan.


terakhir, elu harus jadi manusia yang bebas menentukan pilihan, itu aja kalau elo ngikutin omongan gue ini atau elo yang mengaku banga menjadi mahasiswa baru ikutlah PMII bukannya saya sok-sok membangangkan PMII di um tapi karena saya besar dikampus um juga berkat dari PMII, PMII juga gak terlalu jelek jelek banget dari pada yang lain dan gue sebenarnya juga punya tangung jawab di PMII karena dulu juga pernah jadi ketua umum di PMII itulah alasan guwe nulis cerita panjang lebar seperti ini, intinya terserah elo aja lah yang penting jadi mahasiswa independen dan merdeka. 


Kampus ini sudah sakit, dan mata duitan

1. UKT dan SPSA gila gilaan

2. Biaya sewa Gedung di UM buat kegiatan mahasiswa harus bayar jutaan

3. Perwakilan mahasiswa di BEM UM gak becus mengadvokasi keperluan mahasiswa dan hanya berkecimpung di kepentingan golongan mereka saja dan menjadi budak birokrasi kampus

Jadi pengen cepet lulus. 


Apresiasi buat gua yang anti kemunafikan mahasiswa. 

#LASKARDEWANTARAMUDA #PKKMBUM2019 #UNIVERSITASNEGERIMALANG #BEMUM    

#SATUCITADEWANTARA #KABINETSOLIDARITAS #PPUPKKMB2019

Komentar