Orang bijak mengatakan “Legitimasi pemimpin terbaik dalam sejarah memahami pentingnya memberikan motivasi dan arah yang jelas untuk mencapai tujuan yang lebih besar”.
Pemimpin yang kerdil akan kehilangan keyakinan dan kepercayaan dari orang-orang yang dipimpinnya, sementara pemimpin besar terlihat seperti nyaris tanpa usaha sedikitpun dalam memimpin.
Pikiran, tindakan dan karakter dari ke-pemimpinan, entah itu baik ataupun buruk, tentu sangat mempengaruhi mundur dan majunya sebuah organisasi. Untuk itu anda harus menunjukkan kualitas terbaik dari seorang pemimpin, agar mendorong orang-orang untuk meneladani anda.
Hari ini senin (19/08) tepat ke 500 hari pelantikan Pengurus Komisariat (PK). PMII Sunan Kalijaga di lantik Pada sabtu (23/10) nyaris gagal dalam mengimplementasikan kontribusi dalam satu pengurusanya. Implementasi manifesto dalam jargon Salam Pergerakan tapi tanpa ada gerakan menjadi titik tumpul kualitas intelektual, penguasaan wacana, serta matinya gagasan-gagasan untuk membangun pengurusan Komisariat PMII Sunan Kalijaga yang lebih baik dan menjadi Steqholder pergerakan didalam kampus Universitas Negeri Malang (UM).
Mari kita urai selama hampit satu tahun pengurusan hanya ada agenda dan progam kerja yang itupun subtansi jiwa kaderisasi tidak bisa diimplementasikan dan Tertranfortasikan dengan baik oleh kader-kader PMII komisariat Sunan Kalijaga khususnya sahabat-sahabati Rayon dilingkup Komisariat Sunan Kalijaga. Lalu bagaimana dengan pendampingan kaderisasi ?
Kerja-kerja pendampingan dilakukan hanya pada agenda folmal Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA), Pelatihan Kader Dasar (PKD) dan Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR) yang berikutnya PK.PMII Sunan Kalijaga hanya numpang agenda yang diadakan oleh setiap rayon dilingkup Komisariat Sunan Kalijaga.
Penulis ingat betul dalam sambutannya ketua umum PC. PMII sahabat Ragil Setyo Cahyono memotivasi kader bahwa PK. PMII Komisariat Sunan Kalijaga adalah salah satu Komisariat tertua di kota Malang yang sudah terbukti telah mengantarkan kader terbaiknya menduduki kepemimpinan tingkat Nasional, provinsi maupun regional dan tak terkecuali kampus.
Pesan yang paling berat yang dilakukan dari Ketua Umum PC. PMII Kota Malang, sahabat Ragil adalah beliau langsung ingin melantik sendiri pengurus Komisariat Sunan Kalijaga dan sekaligus menyampaikan "agar jangan sampai perjuangannya melantik hari ini dan setelah dilantik tidak ada gerakan kaderisasi yang imbasnya memperkuat basis kaderisasi PMII didalam kampus khususnya".
Saya tidak akan berbicara PK. PMII Sunan Kalijaga dalam panggung dinamika Komisariat yang telah usai kemarin (RTK) dan terkait santernya isu politik praktis (Pilrek dan RTK) di dinamika PMII Universitas Negeri Malang, dll. Tanpa adanya evaluasi dan kontribusi gagasan apapun. Lalu diletakkan dimanakah ide-ide intelektual organisasi ?
Hingga sekarang PK. PMII Sunan Kalijaga tidak melaksanakan sistem kaderisasi dengan baik, lebih parah lagi PK. PMII Sunan Kalijaga selaku panutan rayon dilingkup Komisariat Sunan Kalijaga tidak melaksanakan proker dengan baik istilahnya hanya menjalankan tangung jawab dan formalitas sebagai pengurus, Apakah ini yang dinamakan kaderisasi yang baik. padahal tonggak kaderisasi sangat penting dalam ke pmii-an.
Sebagai sebuah organisasi, PMII perlu fokus pada tiga hal. Pertama, kaderisasi. Kedua, ideologisasi. Ketiga, gerakan nyata. Komponen tiga hal itulah yang seharusnya terkolaborasi dengan baik untuk tujuan yang lebih kreatif dan inovatif, baik di internal maupun eksternal organisasi, jika tidak terkolaborasi, maka akibatnya selalu terjebak pada kegiatan-kegiatan formal.
Di era milenial dan sekaligus Revolusi Industri 4.0 seperti sekarang ini, kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) juga harus sadar, bahwa tantangan dalam kaderiasasi lebih besar dibandingkan sebelumnya. Mengacu pada tiga hal di atas, kaderisasi PMII harus fokus pada sektor ideologisasi religiusitas yang dikomandoi oleh bidang 3 Komisariat, gerakan nyata yang aplikatif, kreatif dan inovatif, terutama di fakultas dan jurusan dan tak lupa Universitas yang basikelnya oleh bidang 2 Komisariat. Sementara dari kader-kader pengurus Komisariat Sunan Kalijaga tidak hadir di sana. Akibatnya seperti sekarang, kita lihat bersama bahwa kampus, fakultas dan jurusan dikampus Universitas Negeri Malang banyak dikader oleh organisasi-organisasi transnasional ekstremis seperti Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Gema Pembebasan (GP/HTI).
Maka saya selaku salah satu kader sekaligus bagian dari keluarga besar PMII Komisariat Sunan Kalijaga menuntut PK. PMII Sunan Kalijaga secepatnya melaksanakan Rapat Tahunan Komisariat (RTK) karena ruh kaderisasi dan gerakan ada dalam forum RTK supaya kader bisa merefleksikan dirinya dan pembelajaran dalam satu tahun pengurusan yang nantinya dapat menjadi manifestasi perubahan Komisariat Sunan Kalijaga yang lebih baik.
Akhir kata, Kritik dan Saran dalam tulisan ini sangat di butuhkan untuk mendialektika-kan ide menjadi gagasan real. Niatkan semata-mata membangun organisasi.
Kekurangan public ethic, menciptakan public policy yang anti-demokrasi.
#Panjang Umur Perjuangan !!!
Komentar
Posting Komentar