Hegemoni Birokrasi Mahasiswa


Hegemoni Birokrasi Mahasiswa
 
Oleh: Slamet Rianto, Mahasiswa Kota Malang

Hegemoni adalah istilah yang diciptakan oleh Antonio Gramsci seoran filsu dari negara Italia. Istilah hegemoni adalah istilah cara Imperalisme yang dilakukan orang-orang birokrasi pemerintahan penindasan terhadap rakyat sipil di negera tersebut. Teori teori dibuat sebuah filsu karena terpengaruh oleh kedaan di masyarakatnya, pemikiran keresahan itu timbul karena kesadaran perubahan untuk kedepan yang lebih baik, karena itulah banyak teori sosial yang muncul karena keinginan seseorang yang memerlukan perubahan yang lebih baik di masyarakatnya. Kalau kita membicarakan Mahasiswa sekarang juga tidak jauh dan tidak mungkin terlepaskan oleh yang namanya kekuasaan atau perebutan kekuasaan maupun mempertahankan kekuasaan. Kalau kita membicarakan kehidupan mahasiswa di lingkup kampus pasti tidak bisa dilepaskan yang namanya birokrasi kampus, karena kehidupan dan dinamika kehidupan kampus itu sebenarnya adalah sebuah miniatur sebuah negera.
 

Mahasiswa adalah masa-masa seseorang memiliki Idialisme besar-besarnya. Mengutip argumen Tan Malaka “keistimewaan terakir yang dimilik pemuda adalah Idealisme”. Tetapi apa pantaskan idealisme yang terlalu besar diterapkan dinegara yang notaben sekarang memerlukan pemuda-pemuda yang bermoral dan mermartabat?
Seperti yang pernah dikatakan oleh Nietzsche “tidak sepantaskan akal budi manusia digunakan untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah, tapi ikiran manusia selayaknya digunakan untuk mencapai kekuasaan” apakah ini yang dikatakan mahasiswa sekarang ? dan apakah ini kah yang dikatakan Idealismenya dan moralitas mahasiswa sekarang didalam kampus ? fenomena pergerakan mahasiswa didalam kampus memang bukan rahasia umum lagi, kalau perilaku mahasiswa sekarang di dalam kampus hanya terbentuk sebagai komunal-komunal yang tidak punya tangung jawab terhadap mahasiswa lain terutama terhadap komunal mahasiswa di dalam kampus mereka.
Hegemoni tidak hanya membahas negara maupun kelas sosial antara kaum Borjuis birokrasi struktural dan kaum Proletan yang diistilahkan oleh Kael Marx. Status julukan nama-nama hegemoni ini tidak saja terjadi dibenua Eropa. Di Indonesia momen Demokrasi adalah momen yang paling mencolok terjadinya Hegemoni kekuasaan suatu kelompok atas kelompok lain, dimomen demokrasi ini persaingan suatu Partai politik terhadap Partai politik lain maupun kualisi Partai politik untuk mencapai kekuasaan ditatanan pemerintahan negera. Hegemoni negara juga terjadi ditatanan dunia kampus terkait mahasiwa yang berkencipung di dunia organisasi mahasiswa kampus itu sendiri sangat terasakan di dunia mahasiswa, birokrasi organisasi mahasiswa dikampus tidak jauh beda dengan birokrasi pemerintahan suatu negara, birokrasi organisasi mahasiswa kampus selayaknya adalah contoh miniatur sebuah dinamika birokrasi negara.
Hegemoni mahasiswa tidak halnya hanya masalah moral mahasiwa didalam kampus. Hegemoni bukan masalah kita berlogika tapi lebih cenderung ke moral tindakan mahasiswa terhada mahasiswa lain terkait birokrasi mahasiswa dan peran mahasiswa di dalam kelas mauun di organisasi kampus. Hegemoni mahasiswa di kampus tidak layak sebagai ajang perpolitikan kalau hanya yang bertujuan hanya kekuasaan semata. Harus disadari pembelajaran perolitikan dilingkup kampus tidak hanya istilah menang dan kalah terhadap mahasiswa lainya, tapi pembelajaran perolitikan didalam kampus bertujuan hanya salah satu cara mahasiswa menjalin jaringan komunikasi dengan mahasiwa lainya.
Banyak mahasiswa yang salah bertindak dan memahami politik yang sesunguhnya, perpolitikan mahasiswa jangan di istilahkan atau di asumsikan hanya sebuah cara mencapai kemenangan, tapi berpolitik harus di istilahkan menciptakan manusia yang seutuhnya atas status kemanusianya karena Mahbub Junaidi pernah berkata ”Ajaklah anakmu saat umur sepuluh tahun ke kebun binatan dan bisikan ke telinganya “apakah kamu mau menjadi seperti mereka? Karena mereka adalah manusia yang tidak mau tau apa itu politik, tapi kalau kalau hewan yang berpolitik itu di namakan manusia” politik jangan di asumsikan hanya sebuah cara untuk mencapai kemenangan tapi harus di pahami pembelajaran manusia untuk menjadi manusia seutuhnya itu lah yang dinamakan politik moralitas manusia.
Pembelajaran mahasiswa seperti ini tidak mereka dapatkan dengan sendirinya, pembelajaran menguasai, menduduki mahasiswa lain ini mereka dapat dari mahasiswa yang sebelumya telah terlebih dulu melakukan ini, secara langsung maupun tidak langsung mereka dapat melakukan seperti ini karena dorongan dari kelomok mereka maupun kepentingan mereka sendiri terkait istilahnya pembelajaran bagi mereka. Tapi harus dingat massa muda adalah pembelajaran karakter yang di landasi moral, kalau pembelajaran tanpa dilandasi moralitas sama saja hasil pembelajaran tersebut hanya untuk kepentingan segelintir kelompok saja tanpa menghiraukan keuntungan seluruh umat manusia. Yang akan terjadi mahasiswa yang terhegemoni tersebut akan merugi dan akan memutus komunikasi antar mahasiswa tersebut, alhasil semakin banyaknya mahasiswa yang yang menjadi terpecah belah dan semakin menciptakan komunal-komunal mahasiswa didalam kampus tersebut dampak yang terjadi mahasiswa semakin kehilangan ghiroh persatuan mahasiswa mereka terkait persatua atas nama mahasiswa sebagai Agent of Change, Social Control, Iron Stock
.
Harus disadari dalam sejarah mahasiwa Indonesia penah bersatu padu merebut demokrasi di Indonesia ada rezim orde baru 1998, apakah sejarah ini berbalik menyerang mahasiswa sendiri di zaman paska Revormasi 1998 ini ?  dampak yang dirasakan atas hegemoni mahasiwa didalam kampus setelah pengulingan rezim orde baru yang terasa sekarang pergerakan atas nama mahasiswa semakin meredup, mahasiswa terlalu aktif mengurusin internal kampus mereka yang belum tentu mereka dapat terselesaikan di internal kampus mereka terhadap mahasiswa lain. Inilah dampak hegemoni mahasiswa di dalam kampus, inilah yang dikatakan mereka mengatas namakan pembelajaran tanpa mengedepankan moralitas pembelajaran atas nama mahasiswa yang dampak ujung-ujung ya mahasiswa tidak melek wacana sosial di lingkup masyarakat atas kebijakan pemerintahan negera mereka, tapi terlalu sibuk melek wacana di lingkup kecil atas nama mahasiswa di dalam kampus mereka sendiri sebagai Agent of Change, Social Control, Iron Stock.
#GantiGerakanMahasiswabaru
#GerakanMahasiswaBaruMenolakPunah







 

Komentar