Politik
Dalam Satu Kalimat
Oleh:
Slamet Rianto
Ajak anakmu saat mereka berumur sepuluh tahun ke kebun binatan dan bisikan ke telinganya “apakah kamu mau seperti mereka yang terkurung dan menjadi tontonan?” karena mereka adalah mereka yang tidak bermain politik, dan hewan yang yang bermain dan memahami politik adalah manusia yang merdeka”- Mahbub Junaidi
Kutipan seorang yang luar biasa ini yang membuat saya
menulis tulisan ini dan mengajak semua manusia untuk memahami politik dan mengerti arti politik yang sebenarnya untuk berkotribusi untuk kemalahatan seluruh
umat manusia.
Politik, kita seakan dituntut untuk
mengerti tentang apa yang disebut poltik itu. Sebenarnya buat apa politik itu ?
ada banyak hal tentang apa yang ada di politik itu sendiri, di antaranya Teori
Politik, Filsafat Politik, Ideologi Politik, dan hal-hal lain yang berbau
politik. Kembali kepertanyaan awal tadi tentang politik. Apakah buat
mengelabuhi orang-orang yang dianggap musuh, apa untuk menindas rakyat kecil,
atau bahkan hanya buat memperpanjang tali silaturahmi suatu kelompok politik,
dalam hal ini biasa disebut dengan Dinasti Politik, penulis rasa harus ada
semacam refleksi dalam diri masing-masing tentang politik dengan perspektif
Individu yang membuka diri, jangan samapai perspektif kita muncul tentang
politik itu hanya dalam satu kalimat.
Akhir-akhir ini sering ada peristiwa
yang mengarahkan pikiran kita kepada apa yang disebut dengan permainan politik,
entah permainan elite politik atau permainan kelas menengah yang berbau
politik. Dari berbagai kasus yang disuguhkan diberbgai media pemberitaan
nasional kita, yang memaksa kita untuk mengomsumsinya karena berita-berita itu
yang selalu disuguhkan. Apakah semua itu ada campur tangannya apa yang disebut
politik, pikiran kita selalu digiring kepada apa yang mananya politik, karena
aktor-aktor yang terlibat dari berbagai pemberitaan tadi ialah
politikus-politikus tingkat tinggi, sehingga paradigma masyarakat secara
otomatis tertanam bahwa segala hal apapun yang terjadi didunia ini ialah
dilakukan dengan cara pandang politik yang agak menyeramkan itu sesuai dengan
apa yang disampaikan dalam pemberitaan tersebut.
Padahal
jika menilik lagi sejarah awal mulanya politik itu didefinisikan, ada
nilai-nilai mulia didalamnya untuk ketercapaian kepentingan orang banyak.
Sehingga yang menjadi Termenologi awalnya Plato tentang politik, menyebutkan
bahwa politik itu adalah seni, sebuah permainan instrument pelbagai elemen
social untuk menuju kepada ketertataan sosial yang mengandung nilai-nilai moral
terhadap apa yang menjadi etika politiknya. Prof. Mariam Budiardjo mengupas
dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar
Ilmu Politik, dalam bukunya ada pembahasan tentang Filsafat Politik, dengan
tujuan untuk mencari penjelasan dari segala hal yang terjadi berdasarkan rasio.
Persoalan-persoalan yang menyangkut alam semesta, seperti Epistimologi dan
Metafisika harus dipecahkan dulu sebelum persoalan-persoalan politik yang kita
alami dapat terselesaikan. Yang menjadi pertanyaanya sekarang, apakah manusia
sudah sampai pada pemecahan masalah yang Metafisik atau pernah menyelesaikan
masalah yang bersifat Epistimolog dewasa ini ? berbicara tentang sesuatu yang
bersifat Metafisik ataupun Epistimolog dari dulu sampai sekarang masih menjadi
bahan perbincangan yang selalu menarik dari masa ke masatetapi tidak ada
ujungnya dan selalu mengarah kepada apa yang bersifat Absurd.
Ketidak jelasan yang mengikuti
politik itu
sendiri tidak dapat dipecahkan sampai saat ini sehingga pemikiran manusia hanya
sampai pada apa yang disebut dengan dengan Ideologi Politik saja. Dimana pada
tahap ini suatu pikiran atau cara pandang yang hanya bisa menyakini tentang
adanya sesuatu yang sudah diberi pola untuk mencapai pada apa yang menjadi
tujuan awalnya, menggerakkan kegiatan atau massa, atau menyebarkan wacana yang
berkembang luas itu hanya merupakan salah satu Strategi Politik yang lahir dari
Ideologi Politik itu sendiri, yang dimainkan oleh Individu maupun kelompok
saja. Sehingga terbentuk isu sosial yang menggiring kepada pemikiran sesuai apa
yang menjadi tujuan idealnya tadi, semuanya itu sebenarnya sudah terkonsep
dalam politik itu sendiri.
Pada
tahap ini kita sampai pada apa yang disebut fungsi politik, kenapa politik itu
penting dan harus diterapkan ? jawabannya samahalnya dengan apa yang ada disalah satu Ilmu Teologi
Pembebasan, kenapa Teologi Pembebasan itu penting bukan tentang apa yang ia
bahas tetapi metode yang dipakai didalamnya itu yang penting dan diadopsi untuk
memperjuangkan sesuatu yang menjadi haknya. Di politik juga sama seperti itu, bukan
pada apa yang ada di politik itu tetapi metode-metode politik yang dijalankan
sesuai atau tidak untuk diterapkannya disuatu yang menjadi target awalnya tadi.
Sehingga nilai-nilai yang ingin disampaikan tercapai kepada kerumunan manusia
melalui sebuah perpolitikan, dengan penekanan terhadap paradigma yang ingin
dibangun bersama, tidak lain ialah paradigma yang membawa kepada sepeti halnya,
melek politik, kritis terhadap isu sosial, dan lain sebagainya. Namun segala
yang diterapkan dalam perpolitikan akan tercium juga karena nuansa politik
akhir-akhir ini mengarah kepada sebuah persaingan, karenaa itu namanya
persaingan akan ada hal untuk keinginan untuk selalu mengerti dan ingin mencari
tahu segala hal yang berkaitan dengan yang dianggap lawan politik kita,
sehingga pada akhirnya menjadi sebuah data-data yang mengacu pada analisis
politik yang menjadi titik mula untuk merancang Strategi Politik yang akan
digencarkannya.
Diakhir
dari apa yang sedikit sudah dijelaskan atau dipaparkan sebelumnya tentang sebuah
politik, hanya akan dapat cara pandang tentang politik dalam satu kalimat saja,
satu kalimat itu muncul bukan lantas tidak ada sebab akibat, sebab munculnya
satu kalimat tentang politik itu, ia karena kelakuan para aktor-aktor politik
itu sendiri, yang semakin menunjukkan keidakpunyaan etika ataupun moral politik
(Krisis Moral). Sehingga akibatnya apa, akibat yang muncul terhadap sosial
selain ketidak berpihakan
kepada rakyat, yakni munculnya paradigma mansyarakat atau cara pandang sosial
yang pada akhirnya harus menggambarkan politik itu dalam satu kalimat yang
cenderung menyeramkan, merugikan rakyat, menindas. Dari situlah kemuakkan
sosial terhadap politik itu akan muncul dengan pandangan politik dalam satu
kalimat.
Kalimat dan pesan yang kita dapat dalam memahami politik itu menset paradikma kita sebagai manusia yang menikmatin atas
kebijkan politik
di negara ini, politik adalah hal yang indah politik adalah seni dalam kehidupan bertatata negara di negara ini karena dengan politik kita dapat merasakan Indah dan terangngnya dunia ini walaupun dunia berada di malam hari. Dalam politik bukan siapa yang benar dan salah tapi dengan politik manusia dapat menjalin komunikasi dan interaksi dengan masyarakat.
Sekian saya ucapkan terimakasih banyak semoga tulisan saya yang singkat
ini dapat
bermanfaat dan awal pemahaman kita terhadap politik dengan pemikiran dan pemahaman positip karena dengan politik masyarakat dapat mengenal masyarakat lain dan wakil rakyat mereka.
Komentar
Posting Komentar