ISLAM AGAMA SOSIALIS



ISLAM AGAMA SOSIALIS
Oleh: Slamet Rianto, Mahasiswa

“Bagi kita orang Islam, tidak ada sosialisme atau rupa-rupa isme yang lain-lainnya yang lebih baik, lebih elok, dan lebih mulia, selain sosialisme yang berdasarkan Islam, itu saja,” – HOS Tjokroaminoto
Islam adalah agama rahmatan lil alamin sering umat Islam mengagung agung kan agama mereka tanpa mereka mengetahui subtansi falsafah agama Islam yang sebenarnya sudah  diimplementasikan Nabi Muhammad Saw dalam memerangi zaman jahiliyah dalam penyebaran agama Islam dalam menuju dunia yang terang benderang sampai seperti saat ini, Islam sebagai agama rahmat lil'alamin bersuptansi dalam manifesto sosialisme bahkan Marxisme terkait sudut pandang penyebarannya maupun perbuatan  pembebasan Nabi saat beliau masih hidup.


Sering kita sebagai umat islam yang ta’at setiap hari melaksanakan dan menjalankan perintah agama Islam dan syariat Islam tapi melupakan subtansi sekaligus merefleksikan dari agama Islam itu sendiri, dalam realita yang terjadi dalam kehidupan bemasyarakat kita. Titik balik islam dalam manifesto sosialisme tercermin dalam ajaran Islam dalam perilaku nabi Muhammad saat beliau masih hidup di dunia dalam perjalanan ber-dakwah mengenalkan dan memperjuangkan agama Islam, dari beliaulah kita dilihatkan orang yang sangat sabar saat beliau dihujat dan dihina oleh kaum qurois, maupun beliau selalu istiqomah memperjuangakan dan pembebasan kaum Murtadhiafin dan orang-orang kecil dalam kehidupan sehari-hari beliau.


“Bahwa rasa persaudaraan dan persatuan dalam dunia Islam, yaitu dasar yang sesungguh-sungguhnya bagi sosialisme, tiada akan pernah mati bahkan akan selalu bertambah-tambah di dalam hati umat Islam!” Itu kata yang pernah dikatakan Tjokroaminoto, dalam karyanya Islam dan Sosialisme, hal kecil yang kita lakukan untuk kemaslahatan umat manusia di dunia ini bagaikan juga bentuk ibadah dan pelengkap ibadah Islam kita. Tak kala hidup kita didunia ini jika mengedepankan hidup yang rahmatal lil alamin antara habelum minallah, habelum minanas, habelum minalam, dan tidak lupa Tauhid sebagai pengikatnya.

"Sosialisme hanyalah bisa menjadi sempurna apabila tiap-tiap manusia tidak hidup hanya untuk dirinya sendiri saja sebagai binatang atau burung, tetapi hidup untuk keperluan masyarakat bersama, karena segala apa saja yang ada hanyalah berasal atau dijadikan oleh satu kekuatan atau satu kekuasaan, ialah Allah Yang Maha Kuasa" - Tjokroaminoto

Hidup manusia akan sempurna di dunia maupun di akhirat kelak antara habelum minallah, habelum minanas antara hubungan manusia dengan penciptanya, dan menjalin komunikasi dengan saudaranya di dunia saling tolong menolong dan saling membantu untuk mencari kebaiakan dan melawan kezaliman didunia. 


Syariat dan perintah Islam yang paling nampak atas perilaku sosialisme tidak terkecuali dibulan yang penuh rahmad, bulan yang paling ditunggu-tunggu umat Islam, bulan suci Ramadhan yang secara arfisah subtansi bulan Ramadhan tidak terlepasnya perbuatan menahan diri dari nafsu dan menahan makan dan minum sampai tengelamya matahari. Puasa yang dikerjakan umat muslim seluruh dunia di bulan suci Ramadhan ternyata membutuhkan saksi ? apakah benar-benar dijalankan atau tidak. Sebagai saksi atas terlaksanakanya ibadah puasa itu, maka harus menunaikan zakat fitrah, dan nafsu yang lain itu belum bisa diterima tanpa menyedekahkan sedikit rejeki dari Allah untuk orang-orang miskin yang membutuhkan, hal ini tidak tanpa landasan dari agama Islam yang sesuai dari hadits Nabi saw, “Amal ibadah puasa Ramadhan ngandol (tergantung) antara langit dan bumi. Amal tersebut belum bisa dihaturkan (kepada Allah) melainkan dengan (menunaikan) Zakat fitrah.” Islam secara agama sosialisme sudah sangat jelas dengan memperhatikan rakyat-rakyat kecil dan menolong manusia yang membutuhkan pertolongan. Hidup memang indah bila kita bisa menolong orang lain dalam kesulitan mereka, karenanya secara garis harvisah manusia memang makluk sosial, makluk yang tidak bisa hidup sendirian tanpa orang lain. Secara ajaran Islam sudah mengaturnya dengan baik kalau manusia hidup di dunia ini jangan hanya memikirkan akhiratnya saja tapi juga harus memikirkan keduniawianya untuk menuju akhirat yang lebih sempurna dan lebih hakiki.

Perbuatan sosial ekonomi dalam falsafah sosialisme dalam kegiatan bulan Ramadhan adalah kegiatan saling tolong menolong sesama manusia seperti pelaksanaan amal Zakat diakhir bulan Ramadhan yang ditinjau dari segi (etimologi), kata zakat adalah isim masdar dari fi’il: zakka-yuzakki. Kata ini mempunyai pengertian thahara yang berarti suci, berkembang/ tumbuh, berkah. Pengertian ini diambil dari beberapa ayat Al Quran, yang antara lain: “Ambillah sedekah dari sebagian harta mereka, dengan sedekah itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka...” (QS.At Taubah: 103), “Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka orang-orang (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipatgandakan” (QS.Ar Ruum: 39). Menurut Syaikih Muhammad bin Sulaiman Al Kurdi dalam kitab Al Hawasyil Madaniyyah juz dua halaman 79, menyebutkan: “Zakat itu menurut arti bahasa: bersuci memperbaiki, dan memuji.”
Menurut istilah (therminologi) dapat dikemukakan beberapa definisikan. Dalam kitab Ad Diin Wiin Waz Zakaah halaman 61 disebutkan: “Zakat menurut syara’ berarti hak yang wajib pada harta untuk Allah ta’ala. Dan dalam ungkapan yang lain: “memberikan milik sebagian dari harta yang ditentukan oleh Allah kepada yang berhak menerimanya dengan memutuskan manfaat dari orang memberikanya dari semua segi” sudah sangat jelas kalau agama Islam memang agama sosialis untuk kepentingan orang banyak seperti yang dikatakan Sang guru bangsa, sumbu api didalam gelap gulita HOS Tjokroaminoto "Sosialisme hanyalah bisa menjadi sempurna apabila tiap-tiap manusia tidak hidup hanya untuk dirinya sendiri saja sebagai binatang atau burung, tetapi hidup untuk keperluan masyarakat bersama, karena segala apa saja yang ada hanyalah berasal atau dijadikan oleh satu kekuatan atau satu kekuasaan, ialah Allah Yang Maha Kuasa" 
Pada dasarnya kita sebagai masyarakat jangan mengira sosialisme hanya berhubungan dengan materialisme history maupun materialisme dialektika saja tapi sosialisme sebenarnya juga sudah ada di agama kita yang sejak lama kita agung-agungkan. 


Agama Islam yang rahmatal lil alamin agama penyempurna hidup kita untuk didunia dan diakirat kelak, sebagai yang telah disebutkan di ayat-ayat Al Quran maupun perilaku yang telah dicontohkan nabi Muhammad Saw dalam kehidupan sehari-hari beliau.
Paradikma umat muslim sekarang harus berubah perubahan ini harus melalui pemikiran besar setelah itu dengan tindakan kalau memang agama Islam mereka tidak hanya animisme maupun teologi belakang tapi animisme yang ber-sosialisme untuk memperjuangkan dan menolong manusia lain yang membutuhkan untuk mencapai kehidupan yang sempurna di duniawi dan di Aqirat. Seperti yang terjabarkan dalam buku Nasihin, Sarekat Islam Mencari Ideologi, Sosialisme Islam adalah pergerakan sosialisme yang dikontrol oleh identitas keislaman untuk mencapai kesempurnaan hidup di dunia maupun akherat, bagi seluruh umat muslim di dunia yang ta’at.


Umat Islam Ketika dihadapkan pada persoalan-persoalan riil kemanusian seperti kemiskinan, penindasan dan ketidakadilan, agama Islam bisa menjadi sepirit perjuangan bahkan cara menyelesaikan permasalahan didunia dan tidak diangap dan dapat menepis persepsi masyrakat umum terhadap Islam  hanya dianggap sebagai institusi maupun teologi yang mandul terkait permasalahan masyarakat, tidak mampu berbicara dan bahkan kadang malah melegitimasi kepentingan penguasa, maka sebenarnya dengan tulisan ini kita dapat memahami bahwa ajaran yang diciptakan Karl Marx kerap dianggap bertentangan dengan Islam. Tidak demikian bagi Tjokroaminoto atas Agama Islam yang sebenarnya.

Walaikumsalam warohmatulohi wabarokatu, salam pergerakan !! 




Komentar