Kota Malang, 17, Agustus 2019.

BangsaOnline.com - Bertepatan hari Selasa tanggal 13 Agustus 2019 sampai tanggal 15 Agustus kemarin kota malang diributkan dengan kejadian pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru tahun 2019, Kampus Universitas Negeri Malang atau kampus yang akrab dipanggil IKIP Malang maupun kampus Universitas Brawijaya dan tak terkecuali Universitas Islam Negeri Malang dihari itu juga bebarengan melaksanakan pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru nya. Kota yang terkenal dengan kota pendidikan nya sekarang sangat lah tidak mendidik khususnya dalam lembaga Perguruan tinggi ya tak terkecuali kampus Universitas Negeri Malang khususnya bagi Mahasiswa Baru terkait Pelaksanaan Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru tahun 2019 (PKKMB). Dilangsir dari media Instagram Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Malang (bem_um) sekaligus penyelengara PKKMB UM ditahun ini sangat menuai kontra bukan lantasan keterlambatan pelaksanaan PKKMB ditahun ini melainkan ketidak hadiran jas almamater um yang dipakai mahasiswa baru dalam pelaksanaan PKKMB di hari pertama dan konsep PKKMB yang lebih mengenalkan mahasiswa baru bukan terkait kondisi kampusnya. 


Pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru atau yang akrab dipanggil PKKMB yang secara namapun sebenarnya identik dengan bagaimana kampus terkhusus birokrasi Rektorat dan panitia penyelenggara PKKMB BEM UM mengenakan kampus Universitas Negeri Malang kepada masyarakat baru nya yaitu mahasiswa baru Universitas Negeri Malang tahun 2019 ini. 


Tapi realita nama Pengenalan Kehidupan Kampus bagi mahasiswa baru sangat tidak sesuai dengan subtansi dengan namanya, dalam pelaksanaan yang digagas BEM UM itu bukan bagaimana mahasiswa baru dikenalkan dengan kehidupan kampusnya melainkan disuguhkan dengan konsep bagaimana mahasiswa baru bersenang senang menjadi mahasiswa hedon dan patuh pada peraturan kampus yang sebenarnya sangat menganut pada paham neoliberal atau biasa disebut kampus komersialisasi, secara jelas dalam penyelengaraan kampus terkait pendaftaran mahasiswa baru biasa yang dikeluarkan mahasiswa baru untuk bisa menempuh bangku perkuliahan di Universitas Negeri Malang cukup besar lebih parahnya lagi dalam jalur mandiri. 


di langsir dari salah satu panitia penyelenggara PKKMB yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan sebenarnya konsep pelaksanaan PKKMB tidak ada murni dari BEM UM melaikan dari birokrasi rektorat dalam rapat PKKMB antara BEM UM dan pihak rektorat terkhusus kemahasiswaan yang dalam hasil pijak kampus menginginkan konsep PKKMB lebih meriah seperti pelaksanaan konser didalam penyambutan mahasiswa baru dan menghilangkan unsur kekerasan dan unsur peresekusian. 


Secara tidak langsung pelaksanaan PKKMB BEM UM tahun ini sedikit tercoreng dengan pelaksanaan PKKMB di kampus tetangga (UB dan UIN) yang secara tidak langsung panitia PKKMB membuat konsep yang sangat mengingatkan mahasiswa dalam pusaran pergerakan melawan ketidak adilan didalam kampus. 


Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya (EM) sangup memecahkan rekor MURI dan ada kejadian boikot gedung rektorat terkait mahalnya biaya kuliah dan tak kalah lagi pelaksanaan PKKMB di kampus Universitas Islam Negeri Malang dalam pelaksanaan PKKMB ya panitia pelaksana yaitu Dewan Mahasiswa UIN Malang (DEMA) mengajak mahasiswa turun jalan demonstrasi menuntut rektorat terkait mahalnya biaya uang kuliah tungal (UKT). 


Dengan kejadian pelaksanaan PKKMB tahun ini dikota Malang terkhusus nya kampus Universitas Negeri Malang dan panitia penyelenggara PKKMB BEM UM sampai saat ini belum ada tindakan atau klarifikasi terkait kejadian pelaksanaan PKKMB BEM UM ditahun 2019 ini yang sedikit mencoreng citra mahasiswa kota Malang dan kampus Universitas Negeri Malang terkait kejadian memalukan dalam pelaksanaan PKKMB seperti pelaksanaan konser dibandingkan dengan pelaksanaan PKKMB dikampus UIN Maliki Malang dan Universitas Brawijaya yang notaben membawa corak yang berbeda dibandingkan pelaksanaan PKKMB di Universitas Negeri Malang. 


Komentar