Menilik Pengaruh Kelompok Islam Fundamentalis dalam Pemenangan Pemilu Raya UM 2018

 

---

Sebagian besar mahasiswa UM tentu mengetahui Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa BEM UM 2019 yakni Faris Rosul dan Zainul Falah yg notabene kader-kader HMI. Atau mungkin hanya mahasiswa berlabel omek saja yg mengetahui backround antar pasangan tersebut, sedangkan mahasiswa umum lainnya hanya sekedar meramaikan pemilu raya kemarin. Namun, wujud demokrasi mahasiswa akan tetap buruk jika hanya berpatokan pada faktor ketokohan tetapi mengabaikan program yg dikampanyekan. Begitupun melihat fakta lain dalam koalisi HMI untuk pemenangan presma dan wapresma BEM UM pemilu raya tahun lalu yakni KAMMI. 

Perlu diketahui bahwa KAMMI merupakan organisasi mahasiswa yg memiliki hubungan historis dengan partai PKS (Partai Keadilan Sejahtera) dan memiliki kedekatan ideologis dgn gerakan _"Ikhwanul Muslimin_" di Mesir yg memiliki corak pandangan *ISLAM IS SOLUTION*.

Agenda politik yg diusung gerakan Ikhwanul muslimin tersebut berupa persaudaraan muslim sedunia atau transnasional, mirip khilafah gitu lah mungkin :), dan cenderung menolak gagasan nasionalisme.

Sebagai wujud kehadirannya di Indonesia yakni adanya Partai Keadilan Sejahtera dan organisasi mahasiswanya yakni KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia). Kader-kader mereka digembleng untuk membentuk gerakan-gerakan dakwah kampus hingga terbentuklah LDK (Lembaga Dakwah Kampus) dan pada akhirnya mengikuti pemilu raya hingga menguasai senat mahasiswa ataupun lembaga eksekutif mahasiswa seperti BEM Universitas.

Lantas inilah yg menjadi kekhawatiran gerakan mahasiswa hari ini yg sdh tidak independen menyuarakan aspirasi, karena telah ditunggangi kelompok-kelompok elit politik dgn menggunakan label Islam untuk mencapai tujuannya. 

Bahkan, kemenangan mereka dalam pemilu raya tahun lalu telah menjadi bukti rongrongan agenda politik Islam mereka, mulai menancapkan pengaruhnya bagi mahasiswa UM melalui program-program kerja BEM UM. Di sisi lain, fungsi negara dlm memberantas pengaruh radikalisme kampus dan menguatkan wawasan kebangsaan perlu didukung. Agar mencegah menyebarnya kelompok-kelompok yg merongrong konsep nasionalisme dan menolak Pancasila sebagai ideologi negara. Kehadiran kelompok tersebut kini tetap hadir dalam pemilu raya 2019 Universitas Negeri Malang, yang berkoalisi dengan HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) pada pasangan calon *BEM UM 2020 no urut 02 (Haikal-Harits)*. Dengan demikian, cerdas memilih merupakan hak mahasiswa UM selangkah untuk memberantas gerakan radikalisme kampus melalui pemilu raya besok.


#selamat_berdemokrasi

#tolak_radikalisme_kampus

#pemiraUM2019



___________

sumber lain :


https://tirto.id/radikalisme-di-kampus-berkembang-karena-tak-ada-gerakan-tandingan-cPqQ



https://tirto.id/hassan-al-banna-ikhwanul-muslimin-dan-partai-keadilan-sejahtera-cEzG              



http://line.me/ti/p/%40iml4051s      

Komentar