JAS MERAH Jangan sekali-kali melupakan sejarah ! Bentuk Refleksi Hari Pahlawan


JAS MERAH Jangan sekali-kali melupakan sejarah ! Bentuk Refleksi Hari Pahlawan
Slamet Rianto, Mahasiswa

Sejarah hari pahlawan sangat identik dengan Pidato Bung Tomo yang sukses membakar semangat pejuang Indonesia, khususnya Surabaya dalam pertempuran yang kini dikenal sebagai Hari Pahlawan 10 November. "Merdeka atau Mati!" adalah suara heroik Bung Tomo sudah tak asing lagi bagi masyarakat khususnya masyarakat Surabaya dan Indonesia pada umumnya. Ucapan heroik Bung Tomo berupa Merdeka atau Mati menjadi ikonik pertempuran di Surabaya. Hari Pahlawan Nasional yang jatuh pada 10 November diperingati untuk mengenang jasa mereka yang telah berjuang memperebutkan Kemerdekaan Indonesia. Melalui stasiun radio, Bung Tomo mengobarkan semangat perjuangan rakyat dengan lantang dengan tujuan yang sangat mulia Merdeka atau Mati. Pejuangan Bung Tomo ini bukanlah representasi suara-suara perjuangan pahlawan yang sebelumya seperti Soekarno, Mohamad Hatta maupun perjuangan-pejuangan pahlawan perempuan dengan semangat veminismenya  dan tak terkecuali Tan Malaka bapak Repoblik Indonesia untuk mengusir para Imperalisme dan Kapitalisme penjajah di Indonesia. Walaupun sejarah dunia adalah sejarah para pemenang para penguasa tapi dalam gerakan rakyat yang dipompa dengan suara radio yang di suarakan dengan lantang penuh semangat Bung Tomo pada saat itu menjadi sejarah gerakan rakyat yang terbukti menang dan masih diingat sampai saat ini. Berikut isi sebagian pidatonya!
Bismillahirrohmanirrohim..
Merdeka!!!
Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia terutama saudara-saudara penduduk kota Surabaya.
Kita semuanya telah mengetahui.
Bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua.
Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan,
menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangannya tentara Jepang.
Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan.
Mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka
Saudara-saudara.
Di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya.
Pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku,
Pemuda-pemuda yang berawal dari Sulawesi,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan,
Pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera,
Pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini.
Di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing.
Dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung.
Telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol.
Telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana.
Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-saudara.
Dengan mendatangkan Presiden dan pemimpin-pemimpin lainnya ke Surabaya ini. Maka kita ini tunduk untuk memberhentikan pertempuran.
Tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri.
Dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya.
Saudara-saudara kita semuanya.
Kita bangsa indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris itu,
dan kalau pimpinan tentara inggris yang ada di Surabaya.
Ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia.
Ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini.
Dengarkanlah ini tentara Inggris.
Ini jawaban kita.
Ini jawaban rakyat Surabaya.
Ini jawaban pemuda Indonesia kepada kau sekalian.
Hai tentara Inggris!
Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu.
Kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu.
Kau menyuruh kita membawa senjata-senjata yang telah kita rampas dari tentara jepang untuk diserahkan kepadamu
Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada tetapi inilah jawaban kita:
Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah
Yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih
Maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapa pun juga
Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting!
Tetapi saya peringatkan sekali lagi.
Jangan mulai menembak,
Baru kalau kita ditembak,
Maka kita akan ganti menyerang mereka itu kita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka.
Dan untuk kita saudara-saudara.
Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka.
Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!
Dan kita yakin saudara-saudara.
Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita,
Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar.
Percayalah saudara-saudara.
Tuhan akan melindungi kita sekalian.
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!
Merdeka!!!
Sekilas pidato yang terus disuarakan Bung Tomo dalam memompa semangat rakyat Indonesia saat itu, apakah suara semangat perlawanan Bung Tomo dalam mengusir penjajah masih terdengar sampai saat ini ? Terdengar atau tidaknya suara Bung Tomo pada saat itu, kita sebagai masyarakat Indonesia kususnya mahasiswa yang masih punya semangat muda dan juga masih memegang erat idealismenya harus tetap mengilhami lantunan orasi Bung Tomo tersebut, walaupun realita negara saat ini yang semakin majunya perkembangan zaman, dan dengan realita yang semakin kelihatan bentuk keapatisan pemuda terhadap jasa pahlawanya dan pemahaman sejarah bangsanya sendiri, maka dari pada itu relevansi semangat hari pahlawan disaat ini harusnya menjadi spirit semangat Api obor yang terus menyala dikegelapan dunia saat ini, karena IR. Suekarno. Presiden pertama dan pendiri bangsa Indonesia mengatakan “jangan pernah sekali-kali melupakan sejarah” mari pemuda kususnya mahasiswa yang memiliki semboyan agent of change turut merefleksikan hari pahlawan ini sebagai awal kebangkitan pemuda saat ini untuk merubah bangsa Indonesia kearah yang lebih baik yang sudah termuat di Undang-undang dasar 1945 dan cita-cita luhur historis para pahlawan yang telah mendahului perjuangan untuk Indonesia Merdeka !   
Bismillahirrohmanirrohim..
Merdeka!!!


Komentar